LAPORAN
PRAKTIKUM KELESTARIAN LAHAN dan PEMUPUKAN
PENGARUH PENGAPURAN
TERHADAP
TANAMAN KACANG PANJANG
(PTH 136)
DISUSUN OLEH :
MARSIYAH (13712031)

PROGRAM STUDI : HORTIKULTURA A
JURUSAN
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Kapur banyak mengandung unsure Ca maupun Mg tetapi pemberian kapur
kedalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsure Ca tetapi
karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar
unsur-unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat
dihindarkan.
Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH
tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu PH 5—7. Salah satu faktor penghambat meningkatnya
produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam
memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang
dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian
kapur pada tanah.
Tanah masam adalah tanah dengan PH rendah karena kandungan ion H+
yang tinggi. Dalam tanah masam (lahan
kering) banyak ditemukan ion Al yang bersifat masam karena dengan air ion
tersebut dapat menghasilkan H+. Pada umumnya, PH tanah yang di kehendaki untuk
pertumbuhan tanaman agar optimal adalah PH tanah netral yaitu 6,5-7,0 karena
pada kondisi pH netral unsur hara dapat tersedia secara optimal dan
mikroorganisme dapat berkembang dengan maksimal.
1.2
TUJUAN
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui perubahan PH tanah pada tanaman kacang panjang.
BAB
II
METODE
PRAKTIKUM
2.1 ALAT dan
BAHAN
·
ALAT
1.
CANGKUL
2.
EMBER
3.
POLYBAG
4.
TIMBANGAN
5.
SOIL
TESTER
·
BAHAN
1.
BENIH
KACANG PANJANG
2.
KAPUR
DOLOMIT
2.2 WAKTU dan
TEMPAT PELAKSANAAN
WAKTU:
praktikum dilaksanakan pada pukul 13.00—15.00 wib
TEMPAT:
praktikum dilaksanakan di lahan praktikum Hortikultura Politeknik Negeri Lampung
2.3 PROSEDUR KERJA
1.
Siapkan polybag 5 buah untuk per kelompok.
2.
Isi polybag dengan tanah ( tanah masam )
masing-masing sebanyak 3-5 kg
3.
Siram tanah dengan air dan biarkan sampai kelebihan
air keluar dari lubang drainase.
4.
Ukur dan catat Ph awal dengan menggunakan kertas
lakmus atau soil tester.
5.
Timbang kapur pertanian sesuai dosis kapur yaitu:
6.
0 ( tanpa pengapuran )
7.
1 ton/ha
8.
2 ton/ha
9.
3 ton/ha
10.
4 ton/ha
11.
Taburkan kapur yang telah ditimbang diatas tanah
dalam polybag dan diaduk secukupnya dengan tanah.
12.
Ratakan tanah dalam polybag.
13.
Beri label tiap polybag sesuai dosis pengapuran.
14.
Pelihara tanaman kacang panjangdengan menjaga
kelembaban tanah.
2.4 HASIL
PRAKTIKUM
Vegetative
|
Peng. 1 (13 nov 2014)
|
|
Dosis kapur
|
Tinggi
|
Diameter
|
1,11
|
27,5
|
0,4
|
3,15
|
20,5
|
0,4
|
3,6
|
22
|
0,4
|
|
|
|
|
Peng. 1 (13 nov 2014)
|
|
Dosis kapur
|
Tinggi
|
Diameter
|
1,11
|
120
|
0,5
|
3,15
|
105
|
0,4
|
3,6
|
143
|
0,4
|
Generative
|
Panen 1 ( 16 des
|
|
|
Dosis
|
Layak
|
Tidak layak
|
total
|
1,11
|
18
|
-
|
|
3,15
|
-
|
-
|
|
3,6
|
-
|
-
|
|
|
Panen 1 ( 16 des
|
|
|
Dosis
|
Layak
|
Tidak layak
|
total
|
1,11
|
13
|
-
|
13
|
3,15
|
-
|
-
|
|
3,6
|
-
|
18,5
|
85,5
|
BAB III
PEMBAHASAN
Pengapuran
adalah pemberian kapur kedalam tanah yang pada umumnya bukan karena kekurangan
unsur Ca akan tetapi karena tanah terlalu masam (Hardjowigeno,1987). Dalam
pengapuran harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya Jumlah kapur yang
diberikan harus ditetapkan berdasarkan perkiraan yang tepat berapa kenaikan pH
yang diinginkan, tekstur, struktur dan kandungan bahan organik tanah lapisan
olah. Tekstur tanah yang semakin berat akan memerlukan jumlah kapur yang
semakin banyak. Cara pemberian kapur. Biasanya pemberian kapur dilakukan 1 – 2
minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan kedua (penghalusan agregat
tanah) sehingga tercampur merata pada separuh permukaan tanah olah. Kecuali
pada tanah padang rumput yang tidak dilakukan pengolahan tanah diberikan di
permukaan tanah olah.
Waktu
pengapuran yang paling baik adalah pada saat penghujung musim kemarau, apabila
hujan sedang giat-giatnya turun, maka sebaiknya pengapuran janganlah di
lakukan.
Dosis
kapur sebaiknya dosis yang di berikan jangan sampai over, karna bisa
menyebabkan tanah menjadi basa, jika tanah basa maka harus di beri belerang,
dan hal ini sungguh sangat merepotkan. Untuk tanah yang terlalu asam, di
anjurkan untuk melakukan pengapuran secara bertahap, misalnya setelah
pengapuran pertama berjalan 2-3 minggu kemudian tanah di kapur lagi.
Pada praktikum
yang telah dilaksanakan pertumbuhan vegetatif yang paling baik itu pada dosis
kapur 3,6 dengan tinggi tanaman 22 cm pengamatan pertama cm dan 143 cm pada
pengamatan terakhir. Untuk dosis kapur 1,11 memiliki tinggi tanaman 27,5 cm
pengamatan pertama dan 120 cm pada pengamatan terakhir. Sedangkan untuk dosis
3,15 tinggi tanaman 20,5 cm pada pengamatan pertama dan 105 cm pada pengamatan
terakhir.
Sedangkan pada
pertumbuhan generatif banyak tanaman yang tidak layak jual pada semua dosis,
hal ini di sebabkan keterlambatan dalam pemanenan hasil. Tanaman yang layak
jual terdapat pada dosis 1,11 dengan jumlah hasil panen 18 gram pada pengamatan
pertama dan 13 gram pada hasil panen pengamatan terakhir.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum tanaman yang memiliki pertumbuhan
vegetatif yang bagus adalah pada dosis 3,6 sedangkan untuk pertumbuhan generatif
yang paling baik adalah pada dosis 1,11. hal ini berarti dengan adanya
pengapuran dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif maupun pertumbuhan
generatif.
DAFTAR
PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Documents/Avatar/Dasar-Dasar%20Ilmu%20Tanah%20_%20kampus%20manchester%20city.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar