Sabtu, 10 Januari 2015



LAPORAN PRAKTIKUM KELESTARIAN LAHAN dan PEMUPUKAN
PENGARUH PENGAPURAN
TERHADAP TANAMAN KACANG PANJANG
 (PTH 136)
DISUSUN OLEH      :

MARSIYAH  (13712031)

Description: Description: A.politeknik.jpg

PROGRAM STUDI : HORTIKULTURA A
JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Kapur banyak mengandung unsure Ca maupun Mg tetapi pemberian kapur kedalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsure Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu pH tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara seperti P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan.
Pengapuran adalah pemberian pemberian kapur untuk meningkatkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral yaitu PH 5—7.  Salah satu faktor penghambat meningkatnya produksi tanaman adalah karena adanya masalah keasaman tanah. Tanah asam memberikan pengaruh yang buruk pada pertumbuhan tanaman hingga hasil yang dicapai rendah. Untuk mengatasi keasaman tanah perlu di lakukan usaha pemberian kapur pada tanah.
Tanah masam adalah tanah dengan PH rendah karena kandungan ion H+ yang tinggi. Dalam tanah masam (lahan kering) banyak ditemukan ion Al yang bersifat masam karena dengan air ion tersebut dapat menghasilkan H+. Pada umumnya, PH tanah yang di kehendaki untuk pertumbuhan tanaman agar optimal adalah PH tanah netral yaitu 6,5-7,0 karena pada kondisi pH netral unsur hara dapat tersedia secara optimal dan mikroorganisme dapat berkembang dengan maksimal.
1.2  TUJUAN
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui perubahan PH tanah pada tanaman kacang panjang.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 ALAT dan BAHAN
·         ALAT
1.      CANGKUL
2.      EMBER
3.      POLYBAG
4.      TIMBANGAN
5.      SOIL TESTER
·         BAHAN
1.      BENIH KACANG PANJANG
2.      KAPUR DOLOMIT
2.2 WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN
WAKTU: praktikum dilaksanakan pada pukul 13.00—15.00 wib
TEMPAT: praktikum dilaksanakan di lahan praktikum Hortikultura Politeknik Negeri Lampung
2.3 PROSEDUR KERJA
1.             Siapkan polybag 5 buah untuk per kelompok.
2.             Isi polybag dengan tanah ( tanah masam ) masing-masing sebanyak 3-5 kg
3.             Siram tanah dengan air dan biarkan sampai kelebihan air keluar dari lubang drainase.
4.             Ukur dan catat Ph awal dengan menggunakan kertas lakmus atau soil tester.
5.             Timbang kapur pertanian sesuai dosis kapur yaitu:
6.             0 ( tanpa pengapuran )
7.             1 ton/ha
8.             2 ton/ha
9.             3 ton/ha
10.         4 ton/ha
11.         Taburkan kapur yang telah ditimbang diatas tanah dalam polybag dan diaduk secukupnya dengan tanah.
12.         Ratakan tanah dalam polybag.
13.         Beri label tiap polybag sesuai dosis pengapuran.
14.         Pelihara tanaman kacang panjangdengan menjaga kelembaban tanah.
2.4 HASIL PRAKTIKUM
Vegetative

Peng. 1 (13 nov 2014)

Dosis kapur
Tinggi
Diameter

1,11
27,5
0,4
3,15
20,5
0,4
3,6
22
0,4






Peng. 1 (13 nov 2014)

Dosis kapur
Tinggi
Diameter

1,11
120
0,5
3,15
105
0,4
3,6
143
0,4





Generative



Panen 1 ( 16 des


Dosis
Layak
Tidak layak
total
1,11
18
-

3,15
-
-

3,6
-
-



Panen 1 ( 16 des


Dosis
Layak
Tidak layak
total
1,11
13
-
13
3,15
-
-

3,6
-
18,5
85,5

















BAB III
PEMBAHASAN
Pengapuran adalah pemberian kapur kedalam tanah yang pada umumnya bukan karena kekurangan unsur Ca akan tetapi karena tanah terlalu masam (Hardjowigeno,1987). Dalam pengapuran harus memperhatikan beberapa hal, diantaranya Jumlah kapur yang diberikan harus ditetapkan berdasarkan perkiraan yang tepat berapa kenaikan pH yang diinginkan, tekstur, struktur dan kandungan bahan organik tanah lapisan olah. Tekstur tanah yang semakin berat akan memerlukan jumlah kapur yang semakin banyak. Cara pemberian kapur. Biasanya pemberian kapur dilakukan 1 – 2 minggu sebelum tanam bersamaan dengan pengolahan kedua (penghalusan agregat tanah) sehingga tercampur merata pada separuh permukaan tanah olah. Kecuali pada tanah padang rumput yang tidak dilakukan pengolahan tanah diberikan di permukaan tanah olah.
Waktu pengapuran yang paling baik adalah pada saat penghujung musim kemarau, apabila hujan sedang giat-giatnya turun, maka sebaiknya pengapuran janganlah di lakukan.
Dosis kapur sebaiknya dosis yang di berikan jangan sampai over, karna bisa menyebabkan tanah menjadi basa, jika tanah basa maka harus di beri belerang, dan hal ini sungguh sangat merepotkan. Untuk tanah yang terlalu asam, di anjurkan untuk melakukan pengapuran secara bertahap, misalnya setelah pengapuran pertama berjalan 2-3 minggu kemudian tanah di kapur lagi.
            Pada praktikum yang telah dilaksanakan pertumbuhan vegetatif yang paling baik itu pada dosis kapur 3,6 dengan tinggi tanaman 22 cm pengamatan pertama cm dan 143 cm pada pengamatan terakhir. Untuk dosis kapur 1,11 memiliki tinggi tanaman 27,5 cm pengamatan pertama dan 120 cm pada pengamatan terakhir. Sedangkan untuk dosis 3,15 tinggi tanaman 20,5 cm pada pengamatan pertama dan 105 cm pada pengamatan terakhir.
            Sedangkan pada pertumbuhan generatif banyak tanaman yang tidak layak jual pada semua dosis, hal ini di sebabkan keterlambatan dalam pemanenan hasil. Tanaman yang layak jual terdapat pada dosis 1,11 dengan jumlah hasil panen 18 gram pada pengamatan pertama dan 13 gram pada hasil panen pengamatan terakhir.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum tanaman yang memiliki pertumbuhan vegetatif yang bagus adalah pada dosis 3,6 sedangkan untuk pertumbuhan generatif yang paling baik adalah pada dosis 1,11. hal ini berarti dengan adanya pengapuran dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif maupun pertumbuhan generatif.





DAFTAR PUSTAKA
file:///C:/Users/User/Documents/Avatar/Dasar-Dasar%20Ilmu%20Tanah%20_%20kampus%20manchester%20city.htm

Tidak ada komentar: