LAPORAN
PRAKTIKUM KELESTARIAN LAHAN dan PEMUPUKAN
PENGARUH WAKTU
PEMUPUKAN
TERHADAP
TANAMAN JAGUNG
(PTH 136)
DISUSUN OLEH :
MARSIYAH (13712031)

PROGRAM STUDI : HORTIKULTURA A
JURUSAN
BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
POLITEKNIK
NEGERI LAMPUNG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum pemupukan adalah pemberian bahan organik maupun an
organik kepada tanah dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan
kesuburan tanah. Secara khusus pemupukan adalah pemberian unsur hara kepada
tanah atau tanaman. Untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal, tanaman jagung
memerlukan hara yang cukup selama pertumbuhannya. Karena itu, pemupukan
merupakan faktor penentu keberhasilan budidaya jagung. Pemberian pupuk, baik
pupuk organik maupun anorganik, pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan hara yang diperlukan oleh tanaman, mengingat hara dari dalam tanah
umumnya tidak tercukupi.
Efisiensi pemupukan mutlak diperlukan dalam budidaya jagung karena
menentukan produktivitas tanamandan pendapatan yang akan diperoleh. Pemupukan
dengan efisiensi yang tinggi dapat dicapai dengan penggunaan pupuk secara
berimbang. Artinya pupuk yang akan digunakan didasarkan kepada hara yang
dibutuhkan tanaman yang tersedia ditanah, sesuai dengan hasil yang ingin
dicapai.
Tanaman jagung berasal dari daerah tropis
yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di luar daerah tersebut. Jagung
tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat, dapat tumbuh pada
berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering. Tanaman jagung
sudah tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi saat ini produksi jagung masih
rendah. Kebutuhan pupuk semakin lama semakin bertambah, akan tetapi hasil yang
di dapatkan tidak sejalan dengan penambahan pupuk yang di berikan. Oleh karena itu
kita harus mengetahui waktu pemupukan yang benar agar penggunaan pupuk lebih
efisien dan pupuk yang di berikan tidak terbuang sia-sia dengan begitu hasil
produksi akan meningkat. Selain itu kita juga dapat menghemat pupuk ataupun
biaya-biaya lain yang harus di keluarkan.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui waktu pemupukan yang
tepat untuk tanaman jagung, agar menghasilkan jagung yang optimal.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Alat dan Bahan
·
Alat
1.
Cangkul
2.
Kored
3.
Rol
meter
·
Bahan
1.
Benih
jagung
2.
Furadan
3.
Pupuk
SP-36
4.
Pupuk
Urea
5.
Pupup
KCL
2.2 Waktu dan
Tempat Praktikum
Waktu: praktikum
dilaksanakan pada PUKUL 13.00—15.00 wib
Tempat:
praktikum di laksanakan di lahan praktikum Hortikultura Politeknik Negeri
Lampung
2.3 HASIL PRAKTIKUM
Umur
|
Tinggi
tanaman
|
Diameter
batang
|
||||||
W1
|
W2
|
W3
|
W4
|
W1
|
W2
|
W3
|
W4
|
|
2 mst
|
22,44
|
19
|
21,98
|
23,74
|
7,21
|
7,74
|
6,94
|
7,17
|
4 mst
|
70,13
|
79,27
|
70,7
|
80,77
|
21,63
|
23,24
|
20,83
|
21,5
|
6 mst
|
100,07
|
107,6
|
96,2
|
115,83
|
25,57
|
26
|
26,73
|
26,07
|
8 mst
|
166,17
|
175,33
|
160
|
176
|
27,67
|
26,5
|
28,57
|
27
|
Lebar
daun
|
Panjang
daun
|
||||||
W1
|
W2
|
W3
|
W4
|
W1
|
W2
|
W3
|
W4
|
2,94
|
3,1
|
3,08
|
3,12
|
21
|
25,34
|
23,08
|
24,3
|
7
|
7,97
|
7,27
|
7,47
|
66,07
|
73,6
|
62,7
|
67,9
|
8,73
|
9,5
|
9,3
|
9,43
|
77,62
|
82,8
|
72,94
|
79,45
|
9,27
|
9,5
|
9,6
|
9,6
|
89,17
|
92
|
83,23
|
91
|
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam arti luas yang dimaksud pupuk ialah suatu bahan yang
digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi
lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang khusus pupuk ialah
suatu bahan yamg mengandung satu atau lebih hara yang di butuhkan oleh
tanaman.
Pemberian pupuk bisa di lakukan dengan perbedaan waktu, terutama
pupuk-pupuk tertentu yang memang pemberiannya tidak bisa bersamaan dengan pupuk
yang lain. Pemberian pupuk dengan waktu yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman. Seperti pemberian pupuk N yang memang pemberiannya tidak sekaligus
akan tetapi secara bertahap. Menurut Gunarto (1986), di mana pemberian N 1/2
bagian awal tanam dan 1/2 bagian pada saat 30 HST memberikan hasil dan serapan
hara yang lebih tinggi dibanding jika pupuk N diberikan seluruhnya pada saat
tanam. Karena jika N di berikan sekaligus pupuk N akan banyak yang tercuci.
Untuk pupuk P sebaiknya diberikan semuanya pada awal tanam, karena
memberikan hasil yang sama dengan pemberian secara bertahap. Pemberian pupuk K
dipengaruhi oleh jenis tanah. Pada tanah Ultisol yang bereaksi masam, pupuk K
lebih baik diberikan secara bertahap, yaitu 1/2 dosis pada saat tanam dan 1/2
dosis pada umur 45 HST. Pada tanah kapuran (bereaksi basa), justru sebaliknya
pupuk K lebih efektif diberikan semuanya pada saat tanam (Syafruddin dkk.,
1997).
Perbedaan pemberian pupuk ini akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman, seperti pemberian pupuk untuk waktu W4 pertumbuhan tanaman lebih baik
pertumbuhannya, sedangkan W1 pertumbuhannya lebih rendah di bandingkan yang
lainnya. Oleh karena itu dalam pemberian pupuk yang di butuhkan tanaman kita
harus memperhatikan bagaimana sifat pupuk tersebut mudah terurai atau tidak,
sehingga tanaman bisa menyerap pupuk tersebut secara optimal. Dengan pemberian
pupuk secara bertahap pupuk akan lebih efisien di manfaatkan oleh tanaman, dan
tidak mengeluarkan biaya yang mahal.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah di laksanakan pemberian pupuk
dengan secara bertahap dapat memberikan pengaruh terhadap tanaman jagung.
Terutama pada pemberian pupuk dengan waktu ke 4.
DAFTAR
PUSTAKA
http://agroteknologi-08.blogspot.com/2013/08/syarat-tumbuh-tanaman-jagung-manis.htmlhttps://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/pupuk-anorganik/
https://wahyuaskari.wordpress.com/literatur/tinjauan-pustaka-pemupukan/
http://agroteknologi-08.blogspot.com/2013/08/syarat-tumbuh-tanaman-jagung-manis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar