Sabtu, 15 November 2014

Tanaman sayur buah(oyong)



oyong (Luffaa cutangula) atau ridged gourd,disebut juga gambas, emes atau kimput (Sunda) dan timput (Palembang). Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae, berasal dari India, namuntelah beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Bagian yangdapat dimakan dari tanaman ini adalah buah muda, kegunaan lainnya antara lainserat bunga karangnya (bagian dalam buah tua) digunakan untuk sabut, daunnyadigunakan untuk lalab atau dapat juga digunakan untuk obat bagi penderitademam.

PERSYARATAN TUMBUH
Tanamanoyong merupakan tanaman setahun dan tumbuh dari dataran rendah hingga datarantinggi, dapat ditanam di sawah atau di tegalan. Tanaman ini termasuk tanaman memanjat/merambat. Tanaman oyong membutuhkan iklim kering, dengan ketersediaan air yangcukup sepanjang musim. Lingkungan tumbuh yang ideal bagi tanaman oyong adalahdi daerah yang bersuhu 18–240C, dan kelembaban 50-60%.
Tanaman oyong toleran terhadap berbagai jenistanah, hampir semua jenis tanah cocok ditanami oyong. Untuk mendapatkan hasilyang optimal, tanaman ini membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyakmengandung humus, beraerasi dan berdrainase baik, serta mempunyai pH 5,5–6,8.Tanah yang paling ideal bagi budidaya oyong adalah jenis tanah liat berpasir,misalnya tanah latosol, aluvial, dan podsolik merah kuning (PMK).


BUDIDAYA TANAMAN
1.      Varietas
Varietas yang dianjurkanadalah San-C, Ping-Ann, Miriam,san-C No. 2 (asal Known You Seed, Taiwan), dan Samson. Kebutuhan benih tiaphektar berkisar 5-10 kg.

2.      PembuatanBenih
Untuk memproduksi benih sendiri dapat dilakukandengan melakukan panen oyong kurang lebih 110 hari setelah semai  (di dataran tinggi) ditandai dengan buah yangtelah berwarna coklat, kering, dan bijinya berwarna hitam. Buah dipotongmelintang, bijinya dikeluarkan, dibungkus kertas dan dikeringkan hingga kadarair 8%. Biji disimpan dalam stoples yang tertutup rapat yang telah diisidesikan berupa arang atau abu sekam.

3.      Persemaian
Oyong diperbanyak dengan biji. Benih oyong dapatditanam langsung di lapangan dengan menggunakan para-para atau teralis untuktempat merambatnya sulur. Apabila rambatan belum siap dan persediaan benihterbatas, benih dapat disemaikan dulu menggunakan kantung plastik hitam yangberdiameter 5 cm yang diisi 2 benih/kantung. Media yang digunakan untukpersemaian  berupa media pupuk kandangdicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1. Bibit dapat dipindah ke lapanganpada umur 15–21 hari atau setelah berdaun 3–5 helai.

4.      Pengolahan Tanah
a.   Sistem lubang tanam
     Tanah dicangkul sampai gembur.  Kemudian dibuat lubang tanam dengan ukuran200 cm x 60 cm atau 200 cm x 100 cm. Masukkan pupuk kandang 1–2 kg/lubangtanam.
  1.  Sistem bedengan
   Tanah dicangkul hingga gembur,  kemudian dibuat bedengan dengan ukuran lebar260 cm, panjang disesuaikan dengan keadaan lahan, tinggi ± 30 cm, dan jarakantar bedengan ± 60 cm.  Lubang tanamdibuat dengan ukuran 200 x 60 cm atau 200 x 100 cm kemudian masukkan pupukkandang 1 – 2 kg/lubang tanam.

c.   Sistemguludan
      Tanah dicangkul sampai gembur, buatguludan selebar 60 cm, tinggi 30 cm, dan panjang disesuaikan dengan keadaanlahan dengan jarak antar guludan ± 140 cm, kemudian masukkan pupuk kandang 1 –2 kg/lubang tanam.

5.      Penanamandan pemupukan
Benih ditanam secara langsungatau melalui pesemaian. Bila ditanam secara langsung, masukkan biji oyongsebanyak 2–3 butir tiap lubang tanam, kemudian tutup dengan tanah setebal 1-1,5cm.
Selama satu musim tanam,dilakukan pemupukan dengan pupuk buatan NPK (16:16:16) 300 kg + Urea 100 kg perhektar. Pemupukan dilakukan pada saat tanam, 2, 4, 6 dan 8minggu setelah tanam dengan dosis masing–masing seperlima takaran dari totaldosis yang dianjurkan. 
Pemasangan rambatan ataupara–para dilakukan saat tanaman berumur 10-15 hari setelah tanam. Para–parabisa berbentuk huruf A,  setengahlengkung, lengkungan atau persegi panjang.

6.      Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman oyong yang biasa dilakukanadalah pemangkasan daun, apabila daun terlalu rimbun, penyiraman danpenyiangan.

7.      PengendalianOrganisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
OPT penting yang menyerang tanaman oyong antaralain kumbang daun, ulat grayak, ulat tanah, lalat buah, busuk daun, embuntepung, antraknos, layu bakteri dan virus mosaik. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Bila harusmenggunakan pestisida, gunakan pestisida yang relatif aman sesuai rekomendasidan penggunaan pestisida hendaknya tepat dalampemilihan jenis, dosis, volume semprot, waktu aplikasi, interval aplikasi sertacara aplikasinya.

8.      Panendan Pascapanen
Pemanenan oyong dapat dilakukan berulang–ulang.Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 40–70 hari setelah tanam.Ciri–ciri umum buah oyong yang siap dipanen antara lain adalah buah berukuranmaksimum, tidak terlalu tua, belum berserat, dan mudah dipatahkan.  Produksi oyong setiap tanaman mencapai 15-20buah dan 8-12 ton per hektar.
Buah oyong mudah rusak sehingga pengemasan yang baik sangat diperlukan untukmemperpanjang daya simpan, terutama jika untuk pengiriman jarak jauh.  Pada suhu 12-160C, buah oyong bisa disimpan sampai 2-3 minggu.